Sragen – 24 Juni 2025
Pemuda asal Sragen dengan akun TikTok bernama Bagus Margo Sukowati akhirnya menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada institusi TNI usai video kontroversial yang ia unggah beberapa bulan lalu menuai kecaman publik. Dalam video tersebut, Bagus terekam melontarkan kata-kata kasar dan bernada menghina terhadap institusi TNI, yang kemudian viral dan mendapatkan perhatian luas di media sosial.
Video tersebut sempat viral dan mencatatkan interaksi tinggi dengan jumlah like mencapai 18,6 ribu serta 2.725 komentar. Mayoritas warganet mengecam tindakan pemuda tersebut yang dinilai tidak etis dan mencoreng nama baik institusi pertahanan negara.
Permintaan maaf itu disampaikan Bagus pada tanggal 23 Juni 2025 melalui sebuah unggahan baru, di mana ia mengakui kesalahannya dan menyatakan penyesalan atas apa yang telah ia lakukan. Ia juga mengucapkan permohonan maaf kepada seluruh jajaran TNI dan masyarakat Indonesia atas tindakan yang telah menimbulkan keresahan.
“Dengan ini saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada TNI dan seluruh masyarakat atas video saya yang tidak pantas. Saya menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi,” ujar Bagus dalam klarifikasinya.
Menariknya, sebelumnya akun TikTok bernama Mata Jateng sempat memberikan komentar di unggahan tersebut dengan nada mengingatkan. Komentar tersebut berisi nasihat agar Bagus tidak bersikap arogan dan berhati-hati dalam bermedia sosial. Akun Mata Jateng juga meminta agar konten tersebut segera dihapus karena dinilai berpotensi menimbulkan kegaduhan dan mencederai keharmonisan antara masyarakat sipil dan institusi militer.
Namun sayangnya, bukannya mendapat tanggapan positif, akun Mata Jateng justru diblokir oleh Bagus. Tindakan itu sempat memicu perbincangan tersendiri di kalangan warganet yang menganggap bahwa kritik yang bersifat membangun seharusnya tidak dibalas dengan pemblokiran.
Kini, setelah permintaan maaf itu disampaikan, banyak warganet berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran bagi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Kritik terhadap institusi negara boleh saja dilakukan dalam koridor yang konstruktif dan beretika, namun penghinaan atau ujaran kebencian dapat menimbulkan konsekuensi hukum maupun sosial yang serius.
Hingga berita ini diturunkan, video permintaan maaf Bagus masih beredar di sejumlah platform dan telah dibagikan ulang oleh beberapa akun sebagai bentuk edukasi dan pengingat akan pentingnya etika digital di era media sosial.(iTO)