Dibalik Megahnya Bank Jatim, Tersimpan Permasalahan yang Luar Biasa

Oleh: Tim Redaksi Berita Istana

JAWA TIMUR– Bank Jatim selama ini dikenal sebagai salah satu bank pembangunan daerah yang sukses menorehkan capaian positif di sektor perbankan nasional. Dengan cabang yang tersebar di berbagai daerah dan kinerja keuangan yang dilaporkan stabil, Bank Jatim telah mendapat tempat di hati masyarakat, khususnya di Jawa Timur. Namun, di balik kemegahan dan citra yang dibangun, tersimpan sebuah kenyataan yang mengejutkan: dugaan kasus besar tengah menyeruak ke permukaan dan mengundang perhatian publik.

Redaksi Berita Istana tengah melakukan investigasi mendalam bersama tim khusus, menggali berbagai keterangan dari sumber terpercaya dan para nasabah yang merasa dirugikan. Salah satu langkah penting adalah pertemuan antara sejumlah klien dengan kuasa hukum Dedy Afriandi Nusbar dari PT Berita Istana Negara, yang mengungkap adanya “gudang masalah” di internal Bank Jatim. Meski kami belum bisa menyajikan secara terbuka rincian pelanggaran yang dilakukan oleh oknum-oknum di dalam bank tersebut, namun gelar perkara telah dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak berkompeten.

Pertemuan penting yang turut dihadiri oleh Direktur Utama PT Berita Istana Negara, Warsito, berlangsung di Kota Malang, Jawa Timur. Demi alasan keamanan, alamat pertemuan belum dapat kami publikasikan dalam artikel ini.

Permasalahan di Bank Jatim sejatinya bukan isapan jempol. Rekam jejak kasus hukum membuktikan bahwa sejumlah oknum karyawan telah terseret dalam pusaran korupsi. Salah satu kasus yang sempat viral di berbagai media online adalah vonis terhadap Ahmad Septian Hardianto, mantan pegawai Bank Jatim Kantor Cabang Pembantu Serayu, Kota Madiun.

Ahmad terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan korupsi dengan menggunakan dana kas bank sebesar Rp 2,8 miliar untuk kegiatan trading pribadi. Vonis yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim Tipikor Surabaya pada 27 Februari 2025 lalu adalah tujuh tahun penjara dan denda Rp 300 juta. Tak hanya itu, Ahmad diwajibkan membayar uang pengganti senilai kerugian negara dan bila tidak mampu, akan ada ancaman pidana tambahan tiga tahun penjara.

Baca Juga:  Ketua Majelis Dikdasmen Tinjau Pembangunan Perguruan Muhammadiyah Parungpanjang Bogor

Kasus lain pun mencuat. Seorang penyelia kredit, AS, juga dari Bank Jatim di Madiun, ditahan oleh Kejaksaan Negeri Kota Madiun atas kasus korupsi serupa dengan nilai kerugian negara yang sama, yakni Rp 2,8 miliar. Modusnya pun tergolong nekat—mengakses sistem internal menggunakan identitas orang lain, dan melakukan transaksi fiktif selama berbulan-bulan. Uang tersebut kemudian digunakan untuk trading pribadi, seolah menjadikan institusi bank sebagai lumbung spekulasi.

Fakta-fakta ini menjadi ironi ketika disandingkan dengan klaim keberhasilan manajemen dan integritas yang selama ini dikampanyekan. Ketika permasalahan internal dibiarkan membusuk tanpa penyelesaian struktural, citra baik yang dibangun selama bertahun-tahun bisa runtuh hanya dalam sekejap.

Namun perlu dicatat, redaksi Berita Istana tidak sedang melakukan penghakiman terhadap institusi secara keseluruhan. Opini ini adalah bentuk refleksi dan dorongan kepada publik serta pemangku kepentingan agar tidak memandang sebelah mata terhadap masalah sistemik yang muncul secara berulang.

Kami juga mendorong aparat penegak hukum untuk secara tegas menelusuri dan mengusut tuntas semua bentuk pelanggaran di tubuh Bank Jatim. Keterlibatan pihak luar seperti firma hukum dan tim investigasi independen menjadi langkah penting agar tidak ada lagi ruang gelap yang bisa disembunyikan.

Kami yakin, transparansi dan akuntabilitas adalah kunci untuk memulihkan kepercayaan publik. Sebab bank bukan hanya tempat menyimpan uang, melainkan institusi yang harus menjamin keamanan, profesionalisme, dan etika dalam seluruh operasionalnya.

Akhir kata, masyarakat berhak mengetahui dan mendapatkan pelayanan yang bersih dari lembaga keuangan yang mereka percaya. Dan Bank Jatim, sebagai bagian dari wajah perbankan daerah, harus menunjukkan komitmen nyata untuk melakukan pembenahan—bukan hanya tampak megah di luar, tetapi juga sehat dan bersih di dalam.

Baca Juga:  Terkuak! Wanita yang Dilaporkan ke Polres Pasuruan Angkat Bicara, Ini Faktanya

Artikel opini ini adalah pandangan redaksi Berita Istana dan tidak mewakili institusi hukum tertentu. Informasi investigatif masih terus dikembangkan seiring proses pendalaman lebih lanjut.

Bagikan ini:

Presiden Prabowo Pimpin Rapat Terbatas Bersama Para Menteri di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma
Jakarta, 20 Juli 2025 — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto,…
OTT Polres Grobogan: Dua Oknum Mengaku Wartawan Peras Perangkat Desa, Satu Ditangkap
Grobogan, 4 Juni 2025 – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres…
Atraksi Debus Rambo 4294 Tatung Ramaikan Festival 620 Tahun Menyambut Kedatangan Laksamana Cheng Ho di Semarang
SEMARANG – Peringatan 620 tahun kedatangan Laksamana Cheng Ho digelar…
Tempat Judi Sabung Ayam di Kartasura Diduga Kebal Hukum, APH Terkesan Tutup Mata
Kartasura, 28 Juni 2025 — Praktik perjudian sabung ayam kembali…
Ketua Majelis Dikdasmen Tinjau Pembangunan Perguruan Muhammadiyah Parungpanjang Bogor
BOGOR - Ketua Majelis Dikdasmen (Pendidikan Dasar dan Menengah) PNF…
Kesuksesan di Sragen, Tani Merdeka Sambangi Dinas Pertanian Bahas Penyerapan Bantuan Jagung 200 Ribu Hektar
Sragen, Rabu 2 Juli 2025 — Awal bulan Juli menjadi…
Pemerintah Cabut Izin 4 Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat!
Jakarta – Pemerintah Republik Indonesia mengambil langkah tegas terkait aktivitas…
Plang Satgas PKH di Kantor Perkebunan PT RSUP Pulau Burung: Legalitas Dipertanyakan, Aktivitas Tetap Berjalan
Pulau Burung — Sebuah pemandangan janggal menarik perhatian publik di…
Kepala Sekolah SMA N 06 Menghindar, Ketika Dikonfirmasi Kegunaan Dana BOS Tahun 2023–2024
Pekanbaru – Realisasi penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang…
Polda Jateng Bekuk Produsen Pupuk Palsu yang Viral Beredar di Sragen
Penampakan gudang pupuk palsu digaris polisi.…