Sragen. Berita Istana | Menyongsong peringatan Hari Guru Nasional sekaligus Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-80 pada Selasa, 25 November 2025 mendatang, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, Prihantomo, S.Pd., M.Pd., menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh guru di Sragen. Menurutnya, guru merupakan cahaya yang terus menyala, membimbing generasi muda meskipun zaman berubah dengan cepat.
Ditemui di ruang kerjanya pada Jumat, 31 Oktober 2025, Prihantomo mengungkapkan bahwa momentum Hari Guru dan HUT PGRI bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan pengingat akan peran besar pendidik dalam membentuk karakter dan masa depan bangsa.
“Guru itu seperti lentera di malam panjang. Setiap kata yang mereka ucapkan menjadi jalan pulang bagi anak bangsa yang sedang mencari arah. Tanpa guru, ilmu hanya angka-angka yang tak punya jiwa,” ujar Prihantomo dengan nada hangat.
Ia juga menegaskan komitmen Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen untuk terus mendukung peningkatan kompetensi guru serta kesejahteraan tenaga pendidik di seluruh wilayah Sragen. “Perjalanan pendidikan tidak boleh berhenti. Kita tidak hanya membangun sekolah, tetapi juga membangun mimpi,” lanjutnya.
Prihantomo berharap para siswa ikut menghargai perjuangan guru, tidak hanya pada momen peringatan, namun setiap hari. “Ucapan terima kasih sederhana saja sudah cukup membuat para guru merasa perjuangan mereka berarti,” tambahnya.
Lebih lanjut, Prihantomo menyampaikan bahwa ditengah peningkatan kesejahteraan guru yang terus menjadi perhatian pemerintah, para pendidik diharapkan tetap menjunjung rasa syukur. Ia menekankan bahwa syukur bukan hanya diucapkan, tetapi diwujudkan melalui dedikasi dan kinerja terbaik dalam menjalankan tugas mendidik generasi bangsa.
“Guru harus selalu bersyukur, karena kesejahteraan terus kita perjuangkan bersama pemerintah pusat maupun daerah. Namun syukur terbaik adalah dengan memberikan kinerja maksimal. Terus bekerja, tetap semangat, dan jangan pernah berhenti menjadi inspirasi bagi peserta didik,” ujarnya.
Prihantomo juga menambahkan bahwa profesi guru bukan hanya pekerjaan, melainkan panggilan hati dan amanah peradaban. “Di tangan panjenengan semua, masa depan anak-anak kita dibentuk. Jadilah cahaya bagi mereka, karena dari ruang kelas yang sederhana, lahir pemimpin besar, ilmuwan, dan pelayan masyarakat di masa depan,” tambahnya.
Sejarah Hari Guru dan PGRI: Peringatan Hari Guru Nasional dipadukan dengan Hari Ulang Tahun PGRI yang jatuh pada 25 November. Tanggal ini dipilih untuk mengenang berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia pada tahun 1945, tidak lama setelah Indonesia merdeka.
Pada masa itu, para tokoh pendidikan menyatukan berbagai organisasi guru menjadi satu wadah perjuangan. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga ikut menjaga kemerdekaan dan melindungi nilai-nilai kebangsaan. Sejak itu, PGRI menjadi simbol semangat persatuan, pengabdian, dan keberanian para guru Indonesia.
Kini, 80 tahun kemudian, api semangat itu masih menyala. Guru masih menjadi fondasi pendidikan, penjaga ilmu, dan penuntun karakter bangsa.
Prihantomo menutup dengan pesan bagi seluruh guru di Sragen:
“Teruslah menjadi telaga tempat anak-anak menimba harapan. Dunia mungkin berubah, tapi ketulusan guru tetap jadi kompas yang tidak pernah salah arah.”(iTO)
