Aliansi Desa Pekandangan Barat Bersatu Suarakan Desa Bermartabat: “Jangan Rusak Reputasi Kami”

Berita Istana
3 Min Read

Sumenep – Suasana di Desa Pekandangan Barat, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, kian memanas setelah beredarnya pemberitaan online yang dinilai menyudutkan terkait persoalan proyek Pembangunan Polindes dan bahkan menyeret nama seorang anggota DPRD Kabupaten Sumenep.

Menanggapi hal itu, Aliansi Masyarakat Desa Pekandangan Barat Bersatu akhirnya angkat bicara. Mereka menilai pemberitaan yang beredar telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat dan berpotensi merusak citra desa.

“Sejumlah pemberitaan yang ditulis dan diviralkan sangat meresahkan warga Desa Pekandangan Barat. Atas nama masyarakat, kami akan menjadi garda terdepan untuk menyuarakan desaku dan harga diriku,” tegas Abd. Rasyid, salah satu warga setempat, Rabu (15/10/2025).

Rasyid juga menyoroti munculnya isu lain yang menyeret jabatan Sekretaris Desa (Sekdes) Pekandangan Barat, yang disebut-sebut berasal dari keluarga Kepala Desa. Ia menilai isu tersebut terlalu dipolitisasi dan tidak berdasar.

“Jabatan Sekdes memang diambil dari pihak keluarga Kades, tapi tidak ada larangan eksplisit dalam undang-undang yang melarang hal itu. Proses pengangkatan tetap harus transparan dan sesuai mekanisme yang berlaku,” jelasnya.

Menurut Rasyid, tujuan aturan yang ada hanyalah untuk menghindari praktik nepotisme. “Selama tidak ada persoalan dan kondisi desa aman, kenapa harus dipersoalkan? Jabatan Sekdes itu sudah dikaji dan dipertimbangkan sejak awal,” lanjutnya.

Ia menambahkan, sejauh ini belum ada peraturan daerah (Perda) atau peraturan bupati (Perbup) yang secara tegas melarang pengangkatan Sekdes dari pihak keluarga. “Kalau nanti sudah ada Perda atau Perbup-nya, barulah bisa diterapkan aturan lebih ketat terkait hubungan keluarga dalam struktur pemerintahan desa,” jelas Rasyid.

Dalam kesempatan itu, Rasyid juga menyoroti sikap sebagian media yang menurutnya kurang objektif dalam memberitakan isu tersebut.

“Emangnya seorang jurnalis seperti itu? Nalar berpikirnya tidak cerdas, tulisannya tidak memenuhi unsur 5W+1H. Dalam reportasenya, justru terlihat menekan dan memojokkan,” sindirnya.

Rasyid berharap, temuan atau persoalan di desa seharusnya dimusyawarahkan terlebih dahulu dan dikaji secara matang, bukan langsung disebarluaskan tanpa solusi. “Kalau ada masalah, mari duduk bersama. Ayo berdiskusi mencari solusi, bukan mencari pembenaran yang justru menyakiti. Penyelewengan itu hanya mendatangkan aib,” ujarnya.

Ia menegaskan, sebagai manusia, semua pihak pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Oleh karena itu, ia mengajak semua elemen untuk saling menasihati dan menjaga nama baik desa.

“Yang terbaik adalah saling menasihati dan mencari solusi bersama. Jangan rusak reputasi desa kami,” pungkasnya.

(AJ)

 

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *