SRAGEN — Praktik dugaan mafia BBM subsidi di SPBU Nglangon kian meresahkan warga. Masyarakat setempat mengeluhkan sulitnya mendapatkan BBM bersubsidi jenis Pertalite, karena diduga telah lebih dulu diambil oleh oknum mafia BBM subsidi.
Sejumlah warga mengaku kerap pulang dengan tangan kosong saat hendak mengisi Pertalite. Alasannya hampir selalu sama, yakni stok BBM subsidi disebut habis atau belum datang. Kondisi ini memicu kecurigaan warga terhadap adanya permainan distribusi di tingkat SPBU.
“Warga biasa sering tidak kebagian. Begitu datang, petugas bilang Pertalite kosong atau belum datang. Tapi tidak lama kemudian terlihat kendaraan tertentu bisa mengisi,” ungkap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, (Senin 15 Desember 2025).
Pantauan Redaksi Berita Istana melalui tim di lapangan membenarkan keluhan tersebut. Saat tim hendak mengisi BBM subsidi di SPBU Nglangon, petugas menyampaikan bahwa Pertalite sedang kosong dengan alasan pasokan belum datang. Namun, kondisi ini disebut sudah sering terjadi dan berulang hampir setiap hari.
Warga menduga BBM subsidi justru lebih dahulu diborong oleh pihak-pihak tertentu menggunakan kendaraan yang dimodifikasi, jeriken, atau dengan cara berulang kali mengisi, sehingga stok cepat habis sebelum masyarakat umum terlayani.
“Kalau begini terus, yang dirugikan ya rakyat kecil. BBM subsidi itu hak kami, bukan untuk mafia,” keluh warga lainnya.
Masyarakat berharap aparat penegak hukum, Pertamina, serta instansi terkait segera turun tangan melakukan pengawasan ketat dan penindakan tegas terhadap dugaan praktik mafia BBM subsidi di SPBU Nglangon. Warga juga meminta transparansi distribusi agar BBM subsidi benar-benar tepat sasaran.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak pengelola SPBU Nglangon belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan maraknya mafia BBM subsidi tersebut.(Tim:Red)