Wartawan Ngawi Diusir Saat Liputan SPPG di Mantingan, 164 Siswi Diduga Keracunan MBG

Berita Istana
3 Min Read

Ngawi – Aksi intimidasi dan pengusiran dialami sejumlah jurnalis di Kabupaten Ngawi saat meliput dugaan keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Mantingan. Peristiwa itu terjadi di area Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang diduga menjadi lokasi produksi makanan yang dikonsumsi para pelajar sebelum mengalami gejala keracunan.

Insiden tersebut bermula sekitar pukul 13.00 WIB, Kamis (4/12/2025). Sejumlah wartawan dari berbagai media mendatangi area SPPG untuk meminta konfirmasi terkait laporan adanya puluhan siswa yang mengalami mual, muntah, dan diare setelah mengonsumsi menu MBG.

Namun, kedatangan para jurnalis justru mendapat perlakuan tidak menyenangkan.

Rizal, wartawan Metro TV, mengungkapkan bahwa sekitar sembilan wartawan yang tiba di pintu gerbang SPPG justru diusir oleh seorang oknum petugas. Bahkan, oknum tersebut sempat mengangkat balok paving seolah hendak melemparkan ke arah jurnalis.

 

“Kami baru liputan dugaan keracunan MBG di Puskesmas Mantingan dan hendak meminta konfirmasi ke SPPG. Namun baru sampai pintu gerbang, kami langsung diusir. Bahkan teman saya dikejar sambil membawa balok paving,” ujar Rizal kepada detikJatim.

Hal serupa disampaikan Ari Hermawan, jurnalis Suara Indonesia. Ia menyebut upaya wartawan untuk mendapatkan klarifikasi justru dibalas dengan pengusiran dan ancaman.

“Baru sampai di depan, tiba-tiba ada bapak-bapak dari dapur SPPG keluar. Dia langsung mengusir kami, bahkan mengambil balok paving dan kayu pagar sambil mengancam,” ujar Ari.

Aswi, jurnalis MNC TV, juga membenarkan adanya intimidasi tersebut. Ia menuturkan para jurnalis terpaksa meninggalkan lokasi demi menghindari potensi tindakan agresif.

“Saya tidak tahu apakah itu karyawan SPPG atau bukan. Tapi saat kami datang, orang itu keluar dari arah dapur dan langsung mengusir,” kata Aswi.

164 Pelajar Alami Gejala Keracunan

Berdasarkan data yang dihimpun detikJatim, sedikitnya 164 warga — mayoritas pelajar dan santri dari SD maupun pondok pesantren di Mantingan — mendatangi Puskesmas Mantingan dengan keluhan mual, muntah, dan diare.

Dari jumlah tersebut, 28 pasien menjalani perawatan inap, sementara lainnya mendapatkan penanganan rawat jalan. Seluruh pasien disebutkan sebelumnya mengonsumsi makanan dari program MBG yang diproduksi oleh SPPG setempat.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak SPPG maupun instansi terkait mengenai insiden pengusiran wartawan maupun dugaan keracunan massal tersebut.(*)

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *