Dukung Petani, Tani Merdeka Indonesia Sragen Lakukan Aksi Pembasmian Tikus di Kedungpit Seluas 350 Ha

Berita Istana
3 Min Read

SRAGEN – Tani Merdeka Indonesia Sragen Inisiasi Program Pembasmian Hama Tikus di Kedungpit: 350 Hektare Sawah Dilindungi, Komitmen Hadir dengan Solusi Nyata untuk Petani

Upaya serius dalam melindungi produktivitas pertanian kembali dilakukan oleh Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Sragen. Melalui program penanggulangan serangan hama tikus, organisasi ini menginisiasi pemasangan umpan di area persawahan Desa Kedungpit, Kecamatan Sragen, yang mencakup lahan seluas 350 hektare.

Program ini hadir sebagai respons cepat atas keluhan petani yang selama ini dirugikan oleh serangan hama tikus menjelang musim tanam dan panen. Dengan metode pemasangan umpan yang terstruktur dan masif, Tani Merdeka Indonesia menegaskan komitmennya untuk memberikan solusi nyata—bukan sekadar wacana.

Perwakilan Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Sragen menjelaskan bahwa gerakan ini merupakan bentuk keseriusan organisasi sebagai “mata dan telinga” Prabowo Subianto, yang selama ini menyerukan pentingnya kepekaan terhadap persoalan petani serta tindakan nyata untuk membantu mereka.

“Kami tidak ingin petani hanya diberi janji. Kami hadir di lapangan, mendengarkan keluhan, dan mencari solusi bersama. Penanggulangan hama tikus ini bukan hanya mengurangi kerugian, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa kebersamaan adalah kunci keberhasilan pertanian,” ujar salah satu koordinator lapangan.

Dengan metode pemasangan umpan yang efektif, serangan tikus di area persawahan diprediksi dapat berkurang signifikan, bahkan berpotensi hilang sama sekali. Dampaknya, produktivitas panen di wilayah tersebut diharapkan meningkat secara maksimal.

Gerakan ini juga menjadi bukti bahwa Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Sragen terus berkomitmen untuk hadir di tengah-tengah petani, tidak hanya sebagai organisasi pendamping, tetapi juga sebagai mitra perjuangan yang memastikan setiap persoalan petani mendapat perhatian dan penanganan langsung.

Sementara itu, Setyo Widodo, Ketua Tani Merdeka Kabupaten Sragen, menegaskan bahwa organisasi yang ia pimpin bukanlah sekadar kelompok dengan papan nama tanpa aktivitas. Ia menolak anggapan bahwa Tani Merdeka hanya hadir untuk formalitas atau sekadar memperlihatkan diri.

“Kita ini Tani Merdeka, bukan organisasi yang hanya setor muka, bukan yang hanya duduk di kursi empuk. Kita harus menjadi mata dan telinga Bapak Presiden Prabowo Subianto yang selama ini sangat mendukung penuh program-program Tani Merdeka,” tegasnya.

Setyo menambahkan bahwa selain menjalankan fungsi pengawasan di lapangan—terutama terhadap pelaksanaan yang tidak sesuai prosedur—Tani Merdeka juga siap membantu pemerintah dalam berbagai program pertanian. Menurutnya, sinergi dengan pemerintah merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas produksi dan kesejahteraan petani.

“Melalui Diklat Tani Merdeka, kami ingin memastikan petani mendapatkan pendidikan, pendampingan, dan kemampuan teknis yang tepat. Kami siap bersinergi dengan pemerintah untuk mewujudkan pertanian yang lebih maju dan mandiri,” lanjutnya.

Dengan komitmen tersebut, Tani Merdeka menegaskan perannya sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan kepentingan petani di Sragen maupun di tingkat nasional.

Program penanggulangan ini akan berlanjut ke desa-desa lain di wilayah Sragen, dengan pendekatan yang sama: kolaboratif, cepat, dan berbasis kebutuhan petani.(iTO)

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *