Boyolali – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola oleh MBG Kacangan 2 Andong, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, kembali menuai sorotan. Beberapa siswa dan siswi mengaku dikejutkan dengan adanya ulat dan belatung pada makanan yang dibagikan. Kejadian ini bukan yang pertama kali, melainkan sudah berulang, namun pihak sekolah terkesan menutup mata karena pengelolaan MBG dilakukan oleh keluarga pemilik yayasan.
Sejumlah orang tua pun mewanti-wanti anak-anaknya untuk tidak mengonsumsi makanan dari program MBG tersebut. Mereka khawatir adanya ulat, belatung, dan sayuran busuk akan berdampak pada kesehatan para siswa.
Saat dikonfirmasi, Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani, menyampaikan bahwa pihaknya segera menindaklanjuti informasi tersebut.
“Maturnuwun infonya… dari SPPI belum ada laporan. Kita akan segera cek, suwun. Ini saya sudah telepon ke Kapokcam SPPI-nya pak, suwun,” ujarnya kepada Berita Istana.
MBG Kacangan 2 Andong melayani beberapa lembaga pendidikan, di antaranya El. Yahwa, Ma. Arif STM Muhammad 2 Andong, MA Al-Azhar, hingga SMA BK Mojo Andong. Namun, berdasarkan laporan yang dihimpun, sering ditemukan permasalahan serupa, seperti makanan berulat, lauk tidak layak konsumsi, hingga sayuran yang busuk.
Tim Berita Istana berusaha mengonfirmasi Yono, salah satu pihak keluarga yang mengelola MBG tersebut, namun hingga berita ini diterbitkan belum ada jawaban resmi. Redaksi sendiri telah mengantongi bukti berupa foto dan video yang menunjukkan adanya ulat dan belatung dalam makanan.
Program MBG yang digagas Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sejatinya sangat baik bagi pemenuhan gizi anak-anak. Namun, praktik di lapangan justru dinilai tidak profesional. Alih-alih meningkatkan gizi, pengelolaan yang asal-asalan dituding hanya mengejar keuntungan pribadi tanpa memperhatikan kualitas bahan makanan.
Warsito, pemerhati sosial, menegaskan bahwa kasus semacam ini tidak boleh dibiarkan.
“Hal seperti ini harus ditindak tegas. Belum lama ini ada 256 siswa di Gemolong keracunan. Kini muncul lagi kasus makanan berulat dan berbelatung. Ini membahayakan dan tidak bisa dibiarkan,” tegasnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, tim media mendapati lokasi dapur MBG berada di sebuah rumah sederhana di sebelah utara jalan. Bangunan bercat biru dan putih tersebut memiliki baliho bertuliskan “Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi”. Namun, kondisi yang terlihat di lapangan justru berbanding terbalik dengan tulisan tersebut. Alih-alih pemenuhan gizi, yang ditemukan justru makanan dengan ulat dan belatung.(iTO)