Jakarta – Ahmad Sahroni, seorang pengusaha sekaligus politikus dari Partai Nasional Demokrat (NasDem), kembali menuai sorotan publik. Pria kelahiran Tanjung Priok yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI periode 2019–2024 itu disebut mengeluarkan pernyataan kontroversial dengan menyebut rakyat Indonesia “tolol semua”.
Ahmad Sahroni merupakan anggota DPR RI sejak tahun 2014 dari daerah pemilihan DKI Jakarta III. Namanya kerap dikenal publik bukan hanya karena latar belakangnya sebagai pengusaha sukses, tetapi juga karena ucapannya yang sering menimbulkan pro dan kontra.
Pernyataan Sahroni yang dinilai menyinggung rakyat Indonesia itu cepat menyebar di media sosial dan memicu gelombang reaksi keras. Banyak warganet mengecam, menilai ucapannya tidak pantas keluar dari mulut seorang pejabat publik yang dipilih oleh rakyat. Beberapa organisasi masyarakat bahkan menuntut agar Sahroni memberikan klarifikasi dan permintaan maaf secara terbuka.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari Ahmad Sahroni maupun dari Partai NasDem terkait pernyataan yang beredar tersebut. Sejumlah pengamat politik menilai, ucapan seperti itu dapat mencederai kepercayaan publik terhadap wakil rakyat dan bisa berdampak pada perjalanan karier politiknya ke depan.
Di sisi lain, ada pula pihak yang menilai bahwa potongan pernyataan Sahroni mungkin telah dipelintir atau diambil di luar konteks. Karena itu, publik menunggu penjelasan langsung dari yang bersangkutan untuk menghindari kesalahpahaman lebih jauh.
Sosok Ahmad Sahroni sendiri selama ini dikenal luas sebagai figur dengan perjalanan hidup inspiratif. Dari masa kecil yang sederhana di kawasan Tanjung Priok, ia berhasil membangun usaha di bidang keuangan dan perminyakan sebelum terjun ke dunia politik. Namun, di balik kisah sukses tersebut, pernyataan kontroversial yang ia lontarkan kali ini menambah daftar panjang kontroversinya di ruang publik.
Masyarakat kini menanti, apakah Ahmad Sahroni akan memberikan klarifikasi dan meminta maaf atas ucapannya, atau justru mempertahankan sikapnya. Yang jelas, kasus ini sekali lagi memperlihatkan bahwa ucapan pejabat publik sangat berpengaruh dan dapat menimbulkan dampak luas di tengah masyarakat.(Tim:Red)