Grobogan – Harga pupuk subsidi yang seharusnya meringankan beban petani, kini justru menjadi mimpi buruk. Tim investigasi Berita Istana menemukan indikasi permainan harga pupuk subsidi di Desa Mrisi, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan. Fakta mencengangkan ini terungkap saat tim turun langsung ke lapangan pada 1 Agustus 2025.
Sejumlah petani yang namanya masuk daftar RDKK mengeluh keras. Pasalnya, harga pupuk subsidi dijual melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. “Kami beli pupuk sampai Rp145 ribu per karung. Padahal ini pupuk subsidi,” ungkap salah satu petani yang ditemui di sebuah warung.
Untuk menguatkan temuan, tim Berita Istana mewawancarai warga lain yang enggan disebutkan namanya. Ia membenarkan praktik nakal tersebut. “Iya, pupuk subsidi dijual Aminah, warga sini, yang jadi pengecer,” ucapnya.
Warga Desak Aparat dan Pupuk Indonesia Bertindak Tegas ; Para petani mendesak Pupuk Indonesia, Dinas Pertanian, dan pihak terkait untuk turun tangan. Mereka meminta pengusutan tuntas terhadap dugaan permainan harga yang menyengsarakan petani.
“Kami butuh sosok berani seperti Mas Warsito dari Sragen. Dia pernah membongkar kasus pupuk Gandulan dan pupuk palsu, sampai ditahan Polda Jateng,” kata seorang warga. Kasus Sragen itu bahkan memaksa Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman turun ke lapangan, ditemani Dirjen Pertanian dan Bupati Sragen Sigit Pamungkas, hingga akhirnya praktik curang pupuk Gandulan dihapus.
Belajar dari Sragen: Ribuan Pupuk Palsu Pernah Dibongkar, Sebagai pengingat, Polda Jateng sempat mengungkap praktik curang di Sragen yang membuat ribuan petani menjerit. Ribuan karung pupuk palsu beredar luas sebelum akhirnya dibongkar oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Tengah.
Seorang pria berinisial TS (55), warga Karanganyar, ditetapkan sebagai tersangka. “Tersangka telah kami tahan,” tegas Direktur Reskrimsus Polda Jateng, Kombes Pol Arif Budiman, Rabu (9/7/2025).
Pengungkapan ini bermula dari video viral 45 detik di akun TikTok @matajateng, memperlihatkan pupuk diduga palsu berlabel NPK. Dalam video tersebut, pria yang merekam mengaku petani di Desa Gilirejo Baru dipaksa membeli pupuk non-subsidi yang diduga palsu agar bisa mendapatkan pupuk subsidi.
“Ini pupuk palsu yang katanya NPK. Petani di Gilirejo Baru tidak boleh beli pupuk subsidi kalau tidak beli ini,” ujar pria tersebut dalam video.
Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, Kepala Desa Mrisi, Ahmad Ismail, dan Aminah selaku pengecer pupuk, belum memberikan klarifikasi.
(Tim Investigasi Berita Istana)