Creator Korup Iwan Marwanto: Tiga CV Tumbang, Sang Bos Bebas Berkeliaran

Berita Istana
3 Min Read

Boyolali: Kok bisa? Tiga direktur CV sudah mendekam di balik jeruji besi. Namun, satu nama yang disebut-sebut sebagai otak proyek, Iwan Marwanto, masih melenggang bebas. Bahkan, pria yang sempat masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) ini kini justru duduk manis sebagai Direktur Utama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Boyolali. Ironi atau prestasi?

Awal Kisah: Tiga CV dan Gamelan Rp2,8 Miliar, Kisah ini bermula dari sebuah proyek pengadaan gamelan senilai Rp2,8 miliar oleh Dinas Pendidikan Wonogiri pada 2014. Proyek itu tampak biasa—sekadar pengadaan alat musik tradisional untuk sekolah. Namun di balik gending dan suara kendang, terselip permainan licik.

Tiga CV yang mengerjakan proyek itu akhirnya terseret kasus dugaan korupsi. Kerugian negara? Sekitar Rp189 juta. Angka yang memang tak sebanding dengan nilai proyek, tetapi cukup untuk mengantar tiga direktur CV ke penjara. Satu per satu mereka jatuh, tapi sang kreator utama? Masih bebas.

Iwan Marwanto: Nama yang Berulang Kali Disebut, Di tengah pusaran kasus ini, satu nama selalu muncul: Iwan Marwanto. Ia disebut-sebut sebagai pengendali proyek, pengatur jalannya permainan. Tapi apa yang terjadi? Bukannya ikut diadili, Iwan malah hidup tenang. Bahkan, kini ia menduduki jabatan prestisius: Dirut Perumda Air Minum Tirta Lestari Boyolali.

Plt Kajari Wonogiri, Tjut Zelvira Nofani, melalui Kasintel Kejari Wonogiri, Daud Waluyo, akhirnya buka suara. Ia menegaskan, “Data di kami, Iwan ini DPO saksi. Karena DPO saksi, bukan DPO tersangka, maka tidak dilimpahkan ke intel. Yang menangani di seksi pidana khusus.”

Artinya, Iwan memang pernah masuk DPO. Tapi hanya sebagai saksi, bukan tersangka. Logikanya sederhana: bagaimana mungkin seseorang bisa menghindar dari panggilan hukum, sampai masuk DPO, namun kemudian tetap diangkat jadi pimpinan BUMD? Kok iso?

Publik menilai ada yang janggal. Jika tiga CV sudah divonis, bukankah proyek ini harus ada pengendali? Siapa yang menyusun skenario hingga tiga direktur CV itu mau ikut permainan? Semua mata tertuju pada Iwan. Namun, hukum berjalan lambat—atau sengaja dilambatkan?

Kini, status Iwan kembali jadi sorotan setelah ia dilantik. Bagi warga Boyolali, ini bukan sekadar cerita tentang jabatan. Ini soal keadilan. Apakah hukum hanya tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas? (Tim:Red)

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *