Kabar Carut-Marut Hebohkan, Dugaan Mark Up dan Mangkraknya TPQ di Desa Kuripan Subah Batang

Berita Istana
3 Min Read

BATANG – Aroma dugaan penyimpangan anggaran kembali menyeruak dari Desa Kuripan, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang. Sejumlah proyek desa yang bersumber dari dana desa sejak dua periode kepemimpinan kepala desa, Wasduri, dipertanyakan transparansinya oleh warga setempat. Warga mendesak agar pemerintah desa membuka tabir penggunaan anggaran yang diduga sarat mark up, proyek mangkrak, hingga indikasi penyalahgunaan dana desa untuk kepentingan pribadi.

Senin (15/9/2025), tim investigasi Berita Istana dan Mata Jateng melalui Kabiro Batang menindaklanjuti informasi masyarakat yang menuding adanya carut-marut pengelolaan dana desa.

Warga Bongkar Dugaan Proyek Mangkrak, Warga secara terang-terangan mengungkap sederet proyek yang dianggap bermasalah. Pembangunan TPQ yang hingga kini belum selesai, jalan lingkungan desa yang mangkrak, hingga dana BUMDes yang diduga dipakai untuk kepentingan pribadi.

Tidak hanya itu, dana pariwisata desa yang seharusnya dikelola untuk pengembangan destinasi, justru dipertanyakan penggunaannya. Warga menyebut dana itu dialihkan untuk membeli FTV dan sepeda motor listrik yang belakangan diketahui tersimpan di rumah pribadi sang kepala desa.

“Dana karcis pariwisata juga dikuasai kepala desa semua. Warga pada takut, karena pak kades juga ketua salah satu ormas,” ungkap salah satu warga dengan nada kesal.

Aktivis Siap Bawa ke Ranah Hukum : Menanggapi keluhan warga, aktivis Jawa Tengah Panji Riyadi SH MH C.Me menegaskan pihaknya akan mendalami temuan ini secara serius.

“Kami akan telusuri data yang diberikan warga, lalu menyinkronkan dengan hasil investigasi di lapangan terkait proyek aspirasi maupun anggaran Banprov. Jika ditemukan penyalahgunaan, langkah hukum pasti akan ditempuh,” tandas Panji.

Kades Akui TPQ Belum Rampung, FTV Disimpan di Rumah : Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Kuripan Wasduri tidak menampik jika pembangunan gedung TPQ memang belum selesai.

“Benar, atap TPQ belum rampung, insyaallah bulan ini akan kami selesaikan,” ucapnya.

Namun pengakuan Wasduri terkait dua unit motor listrik FTV justru menambah kontroversi. Dalam video call dengan awak media, ia menunjukkan barang tersebut berada di rumahnya.

“Iya mas, FTV ada dua di rumah saya. Bukan berarti saya menguasai, tapi tidak ada yang bertanggung jawab mengelola. Kalau dibiarkan di sana bisa karatan, jadi saya simpan sementara,” dalih Wasduri.

Sementara soal tudingan penguasaan dana karcis wisata, ia membantah keras. “Itu dikelola Pokdarwis, bukan saya. Kalau warga mau mengadu silakan, tapi kenapa ke media, tidak langsung ke desa? Ini kan sudah dekat Pilkades. Demi Allah, saya tidak pegang uang sama sekali,” katanya membela diri.

Desakan Transparansi: Carut-marut dugaan penyalahgunaan anggaran desa Kuripan ini kian memperkuat tuntutan warga akan pentingnya transparansi dan akuntabilitas. Publik menanti langkah serius aparat penegak hukum maupun lembaga pengawas untuk membongkar kebenaran di balik proyek mangkrak, indikasi mark up, dan dana desa yang ditengarai diselewengkan.(Sel)

Klik Media Sosial!

TikTok Mata Jateng

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *