Demi Harta Warisan, Anak di Gondang Sragen Diduga Tega “Menghilangkan” Identitas Ibu Sendiri

Berita Istana
3 Min Read
Foto ilustrasi dari Google saat Ibu Sedang Menyusui Anaknya

Kejam di Gondang Sragen: Ambisi Warisan Diduga Jadi Motif Anak Hapus Nama Ibu Kandung

SRAGEN — Kabar mengejutkan dan memprihatinkan datang dari Desa Plosorejo Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen. Dugaan tindakan tidak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh anak terhadap ibu kandungnya mencuat ke publik dan menuai keprihatinan luas dari masyarakat.

Informasi yang dihimpun dari berbagai narasumber terpercaya menyebutkan adanya dugaan bahwa dua anak laki-laki tega “menghilangkan” nama ibu kandungnya dari administrasi keluarga, yang diduga kuat berkaitan dengan upaya penguasaan harta warisan. Dari dua anak tersebut, satu diketahui berprofesi sebagai dokter di wilayah Ngawi, sementara satu lainnya berdomisili di Kecamatan Gondang, Sragen.

Ironisnya, berdasarkan keterangan warga sekitar, ibu kandung mereka hingga kini masih dalam keadaan sehat dan berada di wilayah Gondang. Namun, relasi keluarga disebut telah memburuk, dan tindakan yang dilakukan kedua anak tersebut dinilai melukai nilai kemanusiaan serta norma sosial yang dijunjung tinggi masyarakat Jawa.

Kasus ini dilaporkan telah diadukan ke Polsek Gondang, Sragen, guna mendapatkan penanganan hukum lebih lanjut. Warga sekitar menyatakan keprihatinan mendalam atas dugaan peristiwa tersebut, yang dinilai mencederai nilai bakti kepada orang tua.

“Lebih lanjut, warga menegaskan agar proses hukum tetap berjalan. Mereka menyatakan akan menunggu jalannya persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Sragen, sembari memastikan laporan di Polsek Gondang tetap dilanjutkan hingga ada kejelasan hukum.

Menanggapi kabar ini, Warsito, selaku Direktur Utama PT Berita Istana Negara, angkat bicara dengan nada tegas. Ia mengecam keras dugaan perlakuan anak terhadap ibu kandungnya hanya demi kepentingan materi.

“Ini sudah keterlaluan. Ibu yang telah mengandung sembilan bulan, menyusui, membesarkan, memberi tempat hidup yang layak, bahkan menyekolahkan anak-anaknya hingga berpendidikan tinggi, justru diduga disingkirkan hanya demi warisan,” tegas Warsito.

Warsito menambahkan bahwa kehidupan seharusnya tidak bergantung pada warisan orang tua semata.

“Orang tua sudah membekali anak-anaknya dengan ilmu dan pendidikan. Seharusnya itu menjadi modal untuk hidup mandiri dan berbakti, bukan justru bersikap durhaka. Ini sungguh aneh dan menyedihkan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Warsito menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan konfirmasi awal ke Polres Sragen terkait adanya dugaan kejadian yang dinilai janggal dan sensitif tersebut. Namun demikian, hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari aparat penegak hukum maupun pihak-pihak yang disebutkan dalam kasus ini.

“Sementara itu, Sukamto selaku Kepala Desa Plosorejo, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon hingga berita ini diturunkan, belum merespons.

Pihak redaksi menegaskan akan terus melakukan upaya konfirmasi dan pendalaman kepada seluruh pihak terkait, termasuk aparat kepolisian dan keluarga yang bersangkutan, demi menjaga prinsip keberimbangan, akurasi, dan praduga tak bersalah dalam pemberitaan.(iTO)

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *