KARANGANYAR — Semangat baru untuk kebangkitan pertanian di Jawa Tengah digelorakan dari Colomadu, Karanganyar. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Tani Merdeka Jawa Tengah kini memiliki nakhoda baru, Wawan Pramono, yang ditunjuk untuk memimpin organisasi dalam lima tahun ke depan. Bukan sekadar pergantian pucuk pimpinan, momentum ini menjadi titik tolak untuk konsolidasi besar-besaran guna menyukseskan program ketahanan pangan nasional di bawah pemerintahan Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Wawan Pramono, yang juga merupakan Anggota DPRD Karanganyar dari Partai Gerindra, ditetapkan sebagai Ketua Tani Merdeka Jateng dalam Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) yang digelar pada Minggu (14/9/2025). Penunjukannya dilakukan langsung oleh Ketua Umum Tani Merdeka Indonesia, Don Muzakir, melalui hak prerogatifnya di hadapan 102 peserta dari 34 kabupaten/kota se-Jawa Tengah.
Don Muzakir dalam sambutannya menegaskan, Rakerwil ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan sebuah forum strategis untuk menyatukan visi dan langkah.
“Ini adalah konsolidasi organisasi. Kita berkumpul untuk menyamakan persepsi dan menyusun arah gerak ke depan. Apalagi situasi hari ini banyak tantangan, terutama terkait isu pangan dan politik,” jelas Don Muzakir.
Ia berharap, dari forum ini lahir program-program konkret yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi Jawa Tengah, yang dikenal sebagai lumbung pangan nasional nomor dua setelah Jawa Timur.
Fokus pada Potensi Lokal dan Petani Milenial
Menjawab kepercayaan yang diembannya, Ketua DPW Tani Merdeka Jateng terpilih, Wawan Pramono, langsung memaparkan sejumlah program prioritas. Salah satu gebrakan utamanya adalah melakukan pemetaan (mapping) potensi pertanian secara detail di setiap wilayah.
“Setiap daerah akan kami mapping, potensi pertaniannya seperti kopi, padi, dan lainnya. Kami akan maksimalkan itu untuk mendukung ketahanan pangan,” ujar Wawan dengan optimis.
Lebih dari itu, Wawan menekankan pentingnya pendekatan yang inklusif. Ia berkomitmen untuk merangkul seluruh elemen masyarakat tani, mulai dari kelompok tani konvensional, kelompok wanita tani (KWT), hingga para petani milenial yang menjadi harapan baru di sektor agrikultur.
“Kami akan akomodasi semua elemen,” tegasnya.
Salah satu rencana ambisius yang disiapkan adalah menggarap lahan-lahan tidur yang selama ini belum termanfaatkan secara maksimal. Tani Merdeka Jateng siap menjalin kerja sama strategis dengan berbagai pihak, termasuk Perhutani, untuk mengubah lahan non-produktif menjadi lahan pertanian yang subur dan menghasilkan.
Struktur Baru dan Penyerapan Aspirasi dari Bawah
Untuk memastikan program kerja berjalan efektif hingga ke tingkat akar rumput, Rakerwil ini juga menghasilkan struktur organisasi yang lebih ramping dan efisien. Ketua Panitia Rakerwil, Arif Afianto, menjelaskan bahwa DPW Tani Merdeka Jateng kini membentuk enam koordinator wilayah (korwil) berdasarkan karesidenan: Surakarta, Pekalongan, Pati, Kedu, Banyumas, dan Semarang.
“Struktur ini diharapkan dapat memperkuat koordinasi dan percepatan pelaksanaan program di seluruh daerah,” kata Arif.
Suasana Rakerwil menjadi semakin hidup saat sesi diskusi, di mana perwakilan daerah menyampaikan tantangan nyata di lapangan, seperti sistem irigasi yang belum merata dan kebutuhan mendesak akan modernisasi alat pertanian. Meski demikian, mereka juga melaporkan kabar baik mengenai stabilitas distribusi pupuk dan harga gabah saat ini.
Rapat kerja ini ditutup dengan komitmen kuat untuk menampung seluruh aspirasi yang muncul. Seluruh masukan dari daerah akan dikompilasi oleh DPW untuk selanjutnya dibawa ke tingkat pusat sebagai bahan rekomendasi kebijakan bagi pemerintahan Prabowo-Gibran. ( rls/bre)